Setelahdiproses melalui mulut, selanjutnya makanan menuju ke kerongkongan terlebih dahulu sebelum mencapai lambung. Di kerongkongan, terdapat gerakan peristaltik (seperti meremas-remas) guna mendorong makanan menuju lambung. Lambung. Selain di mulut, proses pencernaan secara mekanik juga terjadi di dalam lambung ketika makanan dihaluskan oleh
Pencernaandimulai ketika makanan dibawa ke mulut, ditumbuk oleh gigi dan dibasahi dengan air liur. Air liur memiliki enzim yang disebut amilase yang mulai memecah karbohidrat menjadi gula. Mulut merupakan rongga berbentuk oval di dalam tengkorak. Dua fungsi utama mulut adalah pencernaan dan komunikasi. Bagian mulut termasuk bibir
Didalam rongga mulut makanan terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur) sebagai alat bantu proses pencernaan makanan yang masuk ke mulut. Gigi berfungsi sebagai pengunyah makanan, agar makanan menjadi halus. Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang. Lidah berfungsi sebagai alat untuk mengaduk makanan dan
. Halodoc, Jakarta - Kamu merasa sudah melakukan perawatan maksimal pada gigi. Mulai dari rajin gosok gigi dua kali sehari, berkumur, menyikat lidah, hingga menggunakan dental floss. Namun, gigi kamu masih saja berlubang. Kira-kira apa yang salah, ya? Kebiasaan menjaga kebersihan mulut dan gigi memang perlu dipelihara seumur hidup. Namun, akan lebih bagus lagi jika kamu mengimbanginya dengan tidak mengonsumsi minuman dan makanan yang dapat merusak gigi. Beberapa jenis makanan dan minuman di bawah ini tanpa disadari dapat menyebabkan sakit gigi hingga berlubang. Makanan/Minuman Asam yang Tinggi Makanan atau minuman yang terasa sangat asam sangat berbahaya untuk gigi kamu, karena dapat mengikis email gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Pelemahan email gigi ini juga dapat menyebabkan masalah sensitivitas hingga perubahan warna gigi. Makanan yang memiliki asam tinggi di antaranya lemon, acar, tomat, alkohol, dan kopi. Sementara makanan yang memiliki rendah asam adalah pisang, alpukat, brokoli, daging tanpa lemak, gandum utuh, telur, keju, dan kacang. Baca juga Alasan Makanan Manis Bikin Gigi Bolong Tinggi Gula Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman terlalu manis bukan hanya buruk untuk kesehatan tubuh, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan mulut. Perlu diketahui, bakteri di dalam mulut memakan gula untuk menciptakan asam. Di samping itu, infeksi dalam rongga mulut berkaitan erat dengan kadar asam. Meski sulit dihindari untuk konsumsi sehari-hari, kamu harus berusaha mengurangi asupan gula terutama gula rafinasi sebanyak mungkin. Contoh makanan dan minuman tinggi gula adalah soft drinks, permen, buah kering, makanan penutup, selai, dan sereal. Makanan Lengket/Kenyal Makanan dan minuman lengket biasanya akan menempel dan melekat pada gigi atau gusi dalam waktu lama. Sisa makanan inilah yang menjadi pemicu munculnya bakteri jahat. Hal ini tentunya akan memungkinkan bakteri memproduksi lebih banyak asam dari biasanya. Flossing gigi merupakan cara yang ampuh untuk menghilangkan makanan lengket yang melekat di dalam rongga mulut kamu. Makanan Bertepung/Olahan Ketika kamu mengonsumsi makanan karbohidrat olahan, makanan tersebut akan berubah menjadi gula di dalam mulut. Saat itu pula produksi asam akan dimulai oleh bakteri jahat. Roti putih, keripik kentang, dan pasta merupakan beberapa makanan bertepung yang dapat dengan mudah tersangkut di antara gigi. Perlu dicatat bahwa tepung mulai berkonversi menjadi gula dengan segera melalui proses pra-pencernaan yang dimulai di mulut melalui enzim dalam air liur. Baca juga 4 Cara Ampuh atasi Masalah Gigi Berlubang Alkohol Mengonsumsi alkohol akan membuat mulut kering dan dehidrasi. Padahal, air liur dibutuhkan mulut untuk membersihkan diri dari sisa-sisa makanan dan melindungi jaringan lunak di mulut dari iritasi dan infeksi. Mulut kering menjadi sumber penyakit karena dapat mendorong kuman untuk berkembang biak. Kebiasaan ini nantinya akan menjadi akar masalah kerusakan gigi dan infeksi mulut lainnya. Minuman Bersoda Selain mengandung gula yang sangat tinggi, soda juga dapat membuat mulut menjadi kering. Kondisi ini menjadi tempat bagi bakteri jahat untuk berkembang biak. Minuman soda berwarna juga dapat merusak warna asli gigi. Akibatnya, gigi kamu akan terlihat lebih gelap dan kusam. Hal yang perlu diperhatikan adalah kamu jangan langsung menyikat gigi setelah mengonsumsi minuman bersoda, karena aktivitas ini malah mempercepat pembusukan. Langkah terbaik adalah berkumur dan minum banyak air putih. Baca juga Mencegah Gigi Berlubang pada Anak Mengunyah Es Batu Meskipun terlihat sepele, nyatanya kebiasaan mengunyah es batu dapat merusak gigi kamu. Mengunyah zat keras seperti es batu dapat merusak email gigi dan membuat gigi kamu lebih sensitif. Dampak lainnya adalah mengunyah es batu berisiko membuat gigi kamu longgar dan rentan tanggal. Nah, itulah jenis makanan dan minuman yang dapat membuat gigi berlubang dan perlu kamu hindari. Agar kesehatan gigi dan mulut kamu terjaga baik, kamu perlu rutin memeriksakan gigi ke dokter setiap 6 bulan sekali. Jika terjadi masalah pada gigi, kamu juga bisa mendiskusikan masalah gigimu pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.
Jakarta - Bagaimana terjadinya proses pencernaan dalam tubuh kita? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut dari Sumber Belajar Kemdikbud, sistem pencernaan adalah proses yang dilakukan oleh sistem organ pencernaan untuk mengolah makanan agar dapat diserap nutrisinya dan diubah menjadi yang mendefinisikan pencernaan makanan sebagai proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus. Bahkan menurut buku Sistem Pencernaan karya Sema Gul, pencernaan makanan juga untuk memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul sederhana dengan enzim dan organ tersebut dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya pun tergantung dari bahan makanan yang dicerna oleh tubuh. Kemudian, zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Fungsi utama dari alat pencernaan adalah sebagai pencerna nutrisi atau zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh seperti dikutip dari Modul IPA Kelas V karya Noor umum, pencernaan dibagi menjadi dua yaitu, pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik adalah proses pencernaan makanan menjadi molekul yang lebih kecil tanpa melibatkan enzim. Contoh pencernaan secara mekanik misalnya gigi yang mengunyah makanan dengan bantuan pencernaan secara kimiawi adalah proses pemecahan makanan dengan bantuan enzim. Organ-organ pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, kerongkong esofagus, lambung ventrikulus, usus halus intestinum, usus besar kolon, dan organ tersebut adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Untuk melihat prosesnya, detikers dapat mencermati gambar di bawah iniOrgan-organ yang membantu untuk mencerna makanan pada manusia. Foto Kamus Visual BiologiBagaimana proses dan keterkaitan antar struktur organ tersebut? Nah, untuk memahami bagaimana makanan dicerna, berikut ini adalah penjelasan proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada sistem pencernaan dimulai dari mulut. Makanan yang ada di dalam mulut akan hancur dikunyah oleh gigi. Perlu diketahui bahwa setiap makanan yang kita makan akan masuk ke dalam tubuh dan memulai perjalanan yang jauhnya hampir 10 meter. Perjalanan ini terjadi di saluran pencernaan yang dimulai dari mulut, kemudian secara berurutan berjalan menuju ke kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus ketika makanan melewati saluran panjang ini, makanan akan dicerna karena adanya berbagai gerakan, seperti digiling, diremas, dan dikocok. Selain itu, makanan yang melalui saluran pencernaan juga akan diproses dengan bantuan setelah dari mulut proses pencernaan kemudian berlanjut di lambung. Makanan akan dilumatkan kembali di dalam lambung sekitar 3-4 jam menjadi bubur dengan bantuan asam lambung. Asam lambung juga berfungsi untuk membantu mencerna makanan dan membunuh kuman yang masuk bersama yaitu, makanan yang telah dilumatkan akan menuju usus halus. Zat-zat hasil pencernaan akan diserap oleh pembuluh darah yang terjadi di usus halus. Usus halus adalah saluran pencernaan yang paling panjang, karena terdiri dari tiga bagian yaitu usus 12 jari, usus kosong dan usus zat-zat yang tidak bermanfaat dan tidak dapat dicerna akan dibuang dari dalam tubuh melalui usus besar. Usus besar adalah saluran pembuangan sisa makanan yang tidak dicerna oleh usus halus. Pada usus besar tidak ada lagi proses pencernaan hanya terjadi penyerapan usus besar hanya sebagai jalan keluar serta tempat menampung sementara kotoran atau tinja sebelum dikeluarkan melalui anus. Kotoran tinggal di usus besar selama 24 sampai 48 jam sebelum terakhir adalah pembuangan sisa makanan yang tidak diserap dan akan dibuang melalui anus. Sesuai dengan fungsi utamanya anus adalah alat pembuangan sisa makanan melalui proses buang air pembahasan mengenai sistem pencernaan pada manusia, serta keterkaitan antar organnya. Selamat belajar, detikers! Simak Video "Startup Implan Chip Otak Manusia Milik Elon Musk Dihargai Rp 74 T" [GambasVideo 20detik] lus/lus
Dalam kegiatan sehari-hari, kita pasti sudah sangat familiar dengan makanan. Mulai dari memasak, mengunyah, menelan, hingga membuang sisa makanan yang tidak terpakai. Namun, tahukah Anda bahwa di dalam rongga mulut, makanan dilumatkan sampai halus oleh gigi? Fungsi Gigi dalam Sistem Pencernaan Gigi adalah bagian dari sistem pencernaan manusia yang sering kali dianggap sepele. Padahal, tanpa gigi, kita tidak akan bisa mengunyah makanan dengan baik, sehingga makanan tidak bisa dicerna dengan sempurna oleh tubuh. Fungsi gigi dalam sistem pencernaan sangat penting, karena makanan yang sudah dilumatkan dengan baik akan memudahkan saluran pencernaan untuk mencerna makanan tersebut. Proses pengunyahan dimulai ketika makanan masuk ke dalam rongga mulut. Di sinilah gigi bertugas untuk memecah makanan tersebut. Setiap jenis makanan membutuhkan cara pengunyahan yang berbeda-beda. Makanan yang mudah dicerna seperti sayuran dan buah-buahan hanya memerlukan pengunyahan yang sedikit. Sedangkan makanan yang lebih keras seperti daging atau roti memerlukan pengunyahan yang lebih banyak dan kuat. Setiap gigi memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Gigi depan memiliki bentuk yang runcing dan berfungsi untuk memotong makanan. Sedangkan gigi belakang memiliki bentuk yang lebih lebar dan berfungsi untuk menghancurkan makanan yang lebih keras. Proses Pengunyahan Makanan Setelah makanan dimasukkan ke dalam mulut, gigi akan bekerja untuk mengunyah makanan tersebut. Gigi-gigi depan akan memotong makanan menjadi bagian yang lebih kecil, sedangkan gigi-gigi belakang akan menghancurkan makanan itu menjadi partikel yang lebih kecil lagi. Selain gigi, lidah juga berperan dalam pengunyahan makanan. Lidah akan membantu menggerakkan makanan ke gigi-gigi dan mengatur posisi makanan di dalam mulut. Selain itu, kelenjar ludah juga berperan dalam pengunyahan makanan. Ludah mengandung enzim yang membantu memecah karbohidrat dalam makanan. Setelah makanan diunyah dan dicampur dengan ludah, makanan tersebut akan dijadikan bolus dan didorong ke belakang rongga mulut untuk ditelan. Bolus makanan akan melewati kerongkongan dan masuk ke dalam lambung untuk dicerna lebih lanjut. Perawatan Gigi yang Baik Penting bagi kita untuk merawat gigi dengan baik agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merawat gigi, di antaranya 1. Menjaga kebersihan gigi dengan cara menyikat gigi setidaknya dua kali sehari. 2. Menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi. 3. Menghindari makanan dan minuman yang mengandung gula berlebihan. 4. Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun. Dengan merawat gigi dengan baik, proses pengunyahan makanan akan berjalan dengan lancar dan makanan dapat dicerna dengan sempurna oleh tubuh. Selain itu, gigi yang sehat dan kuat juga dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Kesimpulan Gigi adalah bagian penting dari sistem pencernaan manusia. Fungsi gigi dalam sistem pencernaan sangat penting, karena makanan yang sudah dilumatkan dengan baik akan memudahkan saluran pencernaan untuk mencerna makanan tersebut. Proses pengunyahan dimulai ketika makanan masuk ke dalam rongga mulut, di sinilah gigi bertugas untuk memecah makanan tersebut. Setiap gigi memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Setelah makanan diunyah dan dicampur dengan ludah, makanan tersebut akan dijadikan bolus dan didorong ke belakang rongga mulut untuk ditelan. Penting bagi kita untuk merawat gigi dengan baik agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Dengan merawat gigi dengan baik, proses pengunyahan makanan akan berjalan dengan lancar dan makanan dapat dicerna dengan sempurna oleh tubuh.
Bagaimana Proses Pencernaan Makanan di Dalam Tubuh Berjalan?Anda mungkin hanya menghabiskan waktu sekitar 10 â 30 menit untuk menyantap makanan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa proses pencernaan makanan di dalam tubuh jauh lebih panjang dibandingkan kegiatan makan itu sendiri? Proses pencernaan berlangsung sejak mengunyah makanan hingga buang air besar. Seluruh proses ini melibatkan saluran dan berbagai organ pencernaan yang bekerja satu sama lain. Lalu, seperti apa prosesnya? Di bawah ini berbagai tahapan yang dilewati makanan dalam saluran pencernaan Anda. 1. Pelumatan makanan dalam mulut Proses pencernaan sudah dimulai sejak makanan berada di dalam rongga mulut. Gigi Anda akan memotong makanan menjadi bentuk yang lebih kecil, lalu melumatkannya dengan bantuan lidah, langit-langit mulut, dan pipi bagian dalam. Pada saat yang sama, pencernaan kimiawi juga terjadi. Air liur mengandung enzim ptialin yang memecah zat tepung karbohidrat kompleks menjadi glukosa karbohidrat sederhana. Hal ini bertujuan agar fungsi lambung bisa berjalan dengan lebih mudah. 2. Penggilingan makanan oleh lambung Pada proses ini, makanan telah berbentuk lumat yang disebut bolus. Bolus bergerak lewat kerongkongan dan masuk ke dalam lambung. Lambung menggiling bolus dengan ototnya yang berlapis-lapis, lalu mencampurnya dengan asam dan enzim-enzim pencernaan di bawah ini. Asam klorida HCl yang membunuh mikroba pada makanan dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin sebelumnya berbentuk pepsinogen yang memecah protein menjadi pepton. Lipase yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Renin yang mengendapkan protein pada susu. 3. Penyerapan zat gizi oleh usus halus Setelah proses pencernaan dalam lambung selesai, makanan kini menjadi bubur halus yang disebut kim. Kim hanya perlu menunggu waktu pengosongan lambung sebelum akhirnya bergerak menuju usus halus untuk tahapan cerna selanjutnya. Mendeteksi adanya makanan dalam usus halus, kantong empedu berkontraksi untuk mengeluarkan cairan empedu. Cairan ini sebelumnya diproduksi oleh organ hati dengan fungsi menguraikan lemak pada makanan. Pada saat yang sama, pankreas juga melepaskan enzim amilase, lipase, tripsin, dan beberapa enzim lainnya. Setiap enzim memiliki kegunaan sebagai berikut. Amilase memecah zat tepung amilum menjadi glukosa. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Tripsin dan kimotripsin memecah protein menjadi asam amino. Zat gizi yang telah berbentuk molekul kecil lalu bergerak menuju pembuluh darah pada usus halus. Darah kemudian mengedarkan zat gizi ke seluruh tubuh, sedangkan ampas makanan meninggalkan usus. 4. Penyerapan air oleh usus besar Proses pencernaan berlanjut dengan makanan bergerak menuju organ usus besar. Makanan yang telah menjadi ampas tidak lagi menjalani pencernaan mekanik atau kimiawi. Pasalnya, usus halus telah menyerap setiap zat gizi dari makanan. Di sini, ampas makanan akan melewati proses penyesuaian kadar air. Usus besar akan menambah atau menyerap kandungan air untuk menghasilkan kepadatan feses yang sesuai. Ampas makanan juga mengalami pembusukan oleh bakteri dalam usus. 5. Pengeluaran feses dari tubuh Feses dari usus besar kemudian bergerak menuju rektum. Sebelum Anda buang air besar BAB, rektum akan menampung feses untuk sementara waktu. Begitu rektum penuh, barulah Anda merasakan sensasi mulas yang menandakan saatnya BAB. Feses keluar melalui ujung saluran pencernaan yang disebut anus. Area ini terdiri atas sekumpulan otot yang akan berkontraksi saat Anda merasa mulas. Keluarnya feses dari anus menandakan akhir dari proses pencernaan makanan. Berapa lama proses pencernaan makanan berlangsung? Setiap orang memiliki kondisi pencernaan dan respons yang berbeda-beda terhadap makanan tertentu. Inilah mengapa setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda untuk menuntaskan pencernaan makanan dalam tubuhnya. Pemilihan makanan juga memengaruhi lamanya proses pencernaan. Makanan tinggi protein serta lemak akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan ketimbang makanan berserat seperti buah dan sayur. Namun, makanan umumnya membutuhkan waktu selama 6 â 8 jam untuk melewati lambung hingga usus halus. Setelah itu, makanan akan bergerak menuju usus halus, rektum, dan anus. Proses ini menghabiskan waktu yang bervariasi. Perjalanan makanan dari mulut hingga anus setidaknya memakan waktu sekitar 24 â 72 jam. Menurut penelitian oleh Mayo Clinic, proses pencernaan pria rata-rata berlangsung selama 33 jam, sedangkan wanita kurang-lebih 47 jam. Agar proses pencernaan bekerja dengan baik, Anda perlu memilih makanan yang tepat. Perbanyak sumber serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan. Jangan lupa untuk cukupi kebutuhan cairan setiap hari agar BAB lancar.
ďťżHalodoc, Jakarta â Mulut memiliki peran yang begitu penting dalam kehidupan. Tanpa adanya organ ini, kamu akan sangat sulit untuk mengunyah makanan sebelum masuk ke organ lambung. Selain itu, komunikasi juga pastinya lebih sulit tanpa adanya rongga mulut. Meski demikian, tahukah kamu apa saja bagian dan fungsi mulut? Anatomi dan Fungsi Mulut pada Manusia Kamu bisa melihat secara langsung bagian mulut mulai dari bagian terdepan, yaitu bibir, gigi, gusi, dan lidah. Akan tetapi, sebenarnya anatomi atau bagian mulut tidak sampai situ saja. Struktur mulut dan fungsinya terbagi menjadi dua, yaitu bagian depan atau anterior dan sisi belakang atau posterior. Bagian belakang mulut adalah titik temu antara rongga mulut depan dengan kerongkongan yang menjadi jalur masuknya makanan. Anatomi mulut bagian depan anterior Rongga mulut sisi depan, atau nama lainnya vestibula adalah tampilan mulut yang bisa kamu lihat dengan mata ketika sedang bercermin. Mulut bagian depan juga bisa bergerak ke arah atas dan bawah, kanan dan kiri, dan menutup serta membuka. Mulut bisa melakukan gerakan ini karena peran dari rahang bawah atau rahang mandibular dan otot ekspresi wajah. Ini terlebih otot orbicularis oris. Jika kamu perhatikan lebih seksama, bagian ini memiliki bentuk yang mirip dengan tapal kuda dengan bagian seperti berikut 1. Bibir Pertama adalah bibir yang terbagi menjadi bibir atas dan bawah. Keduanya saling bergerak dan menjadi pintu awal rongga mulut. Umumnya, bibir bagian atas cenderung lebih panjang daripada sisi bawahnya. Bibir sendiri menjadi transisi antara kulit bagian luar yang warnanya merah dan agak kering dengan selaput lendir yang lembap dan memiliki warna merah lebih pucat. 2. Gigi Bagian selanjutnya adalah gigi, area keras yang memiliki fungsi utama untuk membantu melumatkan dan mencerna makanan yang masuk ke tubuh. Menariknya, struktur dari bagian rongga mulut ini akan terus mengalami perkembangan selama fase hidup manusia. Umumnya, anak telah memiliki 20 gigi susu ketika usianya 3 tahun. Gigi awal ini akan mulai lepas atau tanggal secara bertahap saat anak berusia enam atau tujuh tahun. Sebagai gantinya, akan muncul gigi permanen. Sementara itu, orang dewasa akan mempunyai gigi permanen sebanyak 32 buah. Jumlah ini terdiri dari 16 gigi masing-masing pada rahang sisi atas dan bawah. 3. Gusi Selain gigi, ada pula gusi yang terlihat berbentuk jaringan lunak dengan warna merah muda. Bagian yang memiliki serat dan tekstur yang padat ini memiliki fungsi utama sebagai pelindung akar gigi dan tulang rahang. Gusi ini jugalah yang membantu gigi tetap ada pada tempatnya dan kokoh. Sering kali, gusi yang tidak terjaga kesehatannya akan sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Salah satunya adalah radang gusi. 4. Lidah Sebagian besar organ lidah manusia terbentuk dari otot yang melakukan gerakan. Tekstur pada bagian permukaan lidah terlihat kasar karena adanya kuncup pengecap atau sebutannya adalah papilla. Umumnya, lidah memiliki fungsi utama membantu kamu mengecap rasa. Meski begitu, hal paling penting dari lidah adalah membantu kamu berbicara dan mencerna makanan. 5. Amandel Tonsila palatina atau amandel berada tepat pada bagian kiri dan kanan belakang rongga mulut. Area ini memiliki fungsi penting sebagai sistem pertahanan pada tubuh. Ketika ketahanan pada tubuh mengalami penurunan, area inilah yang selanjutnya lebih rentan terserang penyakit. Amandel yang membengkak juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan tertentu, misalnya peradangan sampai kanker amandel. Kamu mungkin seperti merasa sakit pada tenggorokan, tetapi amandel dan radang tenggorokan sebenarnya tidak sama. Baca artikel Cara Membedakan Amandel dan Radang Tenggorokan untuk mengetahui perbedaannya. 6. Uvula Lalu, ada pula uvula, jaringan berukuran kecil yang letaknya menggantung pada bagian langit-langit mulut. Area ini akan bisa kamu lihat dengan mudah ketika membuka mulut. Meski mungkin terlihat biasa saja, nyatanya vulva memiliki fungsi penting untuk membantu menggeser atau memindahkan makanan yang berasal dari mulut menuju ke bagian kerongkongan. Anatomi rongga mulut bagian belakang posterior Rongga mulut bagian dalam atau sebutannya oral cavity adalah area yang tertutup oleh lengkungan barisan gigi, rahang bagian atas dan bawah. Anatomi sisi dalam tersusun dari berbagai organ penting, termasuk langit-langit mulut, pipi, kelenjar air liur, dan lantai mulut. 1. Langit-langit mulut Bagian ini terbagi menjadi dua area, yaitu langit-langit yang keras dan lunak. Penjelasan lengkapnya seperti berikut ini. Langit-langit keras atau hard palate. Bagian ini terbentuk dari lempengan tulang menjadi pemisah antara rongga mulut dan rongga hidung. Area ini juga terdiri dari selaput lendir pernapasan pada sisi atas, sedangkan sisi bawahnya terdiri dari selaput lendir. Langit-langit lunak atau soft palate. Area ini tersusun dari otot yang memiliki fungsi utama sebagai katup. Fungsi utamanya adalah pemisah antara rongga belakang hidung dan langit-langit belakang atau nasofaring dengan area saluran napas dan saluran cerna atau orofaring. 2. Pipi Kemudian, pipi yang tersusun dari otot yang bernama buccinator. Otot ini memiliki lapisan selaput lendir. Peran otot inilah yang membuat area pipi bagian dalam selalu terasa basah dan licin. Saat kamu mengunyah makanan, otot pipi akan bekerja sebagai penahan makanan yang kamu kunyah sehingga tetap ada pada lengkung pipi. 3. Kelenjar air liur Kelenjar saliva berada hampir di semua area rongga mulut. Bagian kelenjar saliva yang besar memiliki tiga pasang, berikut penjelasannya. Parotis. Kelenjar air liur yang berada pada pipi sisi atas dan dekat dengan telinga. Kelenjar ini memiliki fungsi untuk mengalirkan air liur menuju ke bagian gigi belakang maupun rahang sisi atas. Submandibularis. Berada pada rahang belakang sisi bawah, dengan fungsi utama untuk mengalirkan air liur pada area gigi bawah dan sekitarnya. Sublingualis. Kelenjar saliva yang berada tepat pada sisi bawah lidah. Jenis kelenjar ini memiliki fungsi untuk mengalirkan air liur ke semua area lantai mulut atau permukaan mulut sisi bawah. 4. Lantai mulut Bagian terakhir adalah lantai mulut. Mayoritas anatomi rongga mulut area ini terisi oleh struktur lidah yang tidak bisa kamu lihat dari sisi luar. Selain itu, area ini juga tersusun atas dua pasang kelenjar air liur besar, yaitu submandibularis dan sublingualis. Pada rongga bagian dalam ini juga ada area diafragma otot yang tersusun dari otot mylohyoid bilateral dan geniohyoid. Kedua jenis otot ini memiliki fungsi untuk menarik laring ke arah depan ketika kamu menelan makanan. Fungsi Mulut Manusia Secara garis besar, mulut yang menjadi bagian dari anatomi tubuh manusia memiliki fungsi paling utama untuk membantu kelancaran komunikasi dan proses pencernaan. Berikut penjelasan lengkapnya. 1. Pencernaan Fungsi pertama adalah mendukung sistem pencernaan. Sebab, mulut menjadi organ paling awal dari sistem pencernaan manusia. Proses pencernaan sendiri bermula saat makanan memasuki mulut, dilumatkan oleh gigi, dan dibasahi dengan bantuan air liur atau saliva. Selanjutnya, lidah secara aktif mendorong makanan menuju ke mulut bagian belakang, masuk ke organ kerongkongan, sampai ke lambung dan usus. Ada dua jenis pencernaan yang terjadi pada rongga mulut, yaitu pencernaan kimiawi dan pencernaan mekanik. Pencernaan mekanik terjadi ketika kamu mengunyah makanan dan memecahnya menjadi potongan-potongan kecil. Sementara itu, pencernaan kimiawi terjadi saat kelenjar ludah menambahkan enzim ke makanan untuk pemecahan lebih lanjut. 2. Komunikasi Fungsi selanjutnya adalah membantu kelancaran komunikasi. Bicara menjadi suatu proses yang terbilang rumit. Proses ini bermula ketika udara mengalir dari area pita suara pada sisi laring, selanjutnya pita suara akan bergetar, sehingga suara pun terbentuk. Jenis suara yang keluar tentunya bergantung pada seberapa ketat pita suara dan sekuat apa udara yang keluar. Secara bersamaan, langit-langit mulut beserta hidung juga ikut terlibat pada proses ini. Selain dua fungsi tadi, sebenarnya rongga mulut manusia juga memiliki fungsi sebagai saluran masuknya udara selain dari rongga hidung. Misalnya, ketika kamu mengalami pilek dan hidung tersumbat. Segera hubungi dokter apabila sistem pencernaan kamu mengalami gangguan agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Klik banner di bawah ini untuk ditangani langsung oleh ahli di Halodoc.âď¸ Referensi Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Oral health A window to your overall health. Harvard Health Publishing. Diakses pada 2023. The aging mouth â and how to keep it younger. Diperbarui pada 12 Mei 2023
Supaya sari makanan yang terdapat dalam makanan dapat berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus dicerna terlebih dahulu. Dalam proses pencernaan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses tersebut dimulai di rongga mulut, di dalam rongga mulut makanan dipotong-potong oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham, yang sehingga makanan pun menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Untuk proses pencernaan makanan semacam ini disebut dengan pencernaan mekanik. Meskipun zat makanan tersebut telah dilumatkan atau dihancurkan di dalam rongga mulut akan tetapi belum bisa diserao oleh dinding usus halus. Karena itu makanan harus diubah terlebih dahulu menjadi sari makanan yang mudah untuk larut. Dalam proses ini diperlukan beberapa enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan. Pencernaan dengan bantuan enzim disebut dengan penceranaan kimiawi. Dalam proses ini diperlukan beberapa enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan. Pencernaan dengan bantuan enzim ini disebut dengan pencernaan kimiawi. Untuk saat ini secara khusus akan kita bahas mengenai kelenjar ludah dan pencernaan di dalam rongga mulut. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Kelenjar Pencernaan Pengertian Kelenjar Ludah Saliva Kelenjar saliva adalah kelenjar sekretori yang memiliki duktus untuk mengeluarkan sekresinya ke rongga mulut. Produksi saliva pada orang dewasa sehat lebih kurang 1,5 liter/24 jam. Proses sekresinya dikendalikan oleh sistem persyarafan Ă reseptor kolinergik. Berdasarkan ukurannya kelenjar saliva terdiri dari 2 jenis, yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis Dawes, 2008; Roth and Calmes, 1981. Anatomi Kelenjar Ludah Kelenjar ludah diklasifikasikan sebagai berikut Ukuran Terdapat perbedaan ukuran yang besar antara kelenjar utama seperti kelenjar parotid, kelenjar submandibular, dan kelenjar submandibular dengan kelenjar minor yang menyebar di hampir di seluruh bagian oral mukosa. Sifat dari sekresi Perbedaan antara kelenjar yang memproduksi sekresi serosa berair, tipis, kaya akan non enzimatik dan enzimatik protein dan mengandung sedikit polysakarida, sekeresi mukosa tebal, kaya akan polisakarida dan mengandung sedikit non enzimatik protein, dan kelenjar yang memproduksi sekresi campuran. Klasifikasi selanjutnya berdasarkan secara histologi yaitu 1. Kelenjar Ludah Utama Mayor Kelenjar saliva ini merupakan kelenjar penghasil saliva terbanyak dan ditemui berpasang-pasangan yang terletak di ekstraoral dan memiliki duktus yang sangat panjang. Kelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya ke dalam rongga mulut. Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan. Kelenjar saliva mayor terdiri dari Kelenjar Parotid Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak antara processus mastoideus dan ramus mandibula di bagian samping wajah, didepan dan di depan telinga. Kelenjar ini berbentuk piramida belah ketupat atau rhomboid. Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulis oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi di hadapan molar 2. Kelenjar parotis ini dibungkus oleh jaringan ikat padat. Kelenjar parotis mengandung sejumlah besar enzim antara lain amylase lisozim, faofatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Jaringan ikat yang membungkus masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa lobus dan lobulus. Secara morfologi kelenjar parotis merupakan kelenjar tubule asinus tubule alveolar bercabang-cabang. Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak memanjang dan kadang-kadang memperlihatkan percabangan-percabangan. Saluran keluar utama disebut duktus stenon stenson terdiri dari epitel berlapis semu dan berjalan menyilang permukaan otot mesester. Selanjutnya duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus interlobularis dengan sel-sel epitel berlapis silindris. Duktus interlobularis kemudian bercabang menjadi duktus intralobularis. Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus pfluger dengan bentuk yang agak pendek dan sel-selnya pipih dan memanjang dan ductus boll yang bentuknya panjang. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait âKelenjar Timusâ Pengertian & Fungsi â Struktur â Bagian â Kelainan Kelenjar Submandibularis Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus madibula dan mempunyai duktus ekskreorius yang disebut duktus Wharton yang bermuara pada dasar rongga mulut pada frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah. Kelenjar ini memproduksi air liur terbanyak. Kelenjar ini berbentuk oval. Sama dengan kelenjar parotis, kelenjar ini juga memiliki jaringan ikat yang membungkus masuk ke dalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa lobus dan lobules. Percabangan dari kelenjar ini sama dengan kelenjar parotis. Rensenburg, 1995. Kelenjar Sublingualis Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar besar. Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran keluar yang disebut duktus Rivinus. Duktus ini bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton pada frenulum lidah. Kelenjar ini sebagian besar asinusnya adalah mucus murni. Percabangan dari kelenjar ini sama dengan kelenjar parotis. 2. Kelenjer Ludah Minor Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak didalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh eitel dibawah rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung dengan rongga mulut. Selain itu kelenjar saliva minor tidak memiliki kapsul yang jelas seperti layaknya kelenjar salova mayor, kelenjar saliva minor secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar lingaul tipe Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,0-7,4 sangat membantu didalam pencernaan ptyalin. Kelenjar Glossopalatinal Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat meluas kebagian posterior dari kelenjar sublingualis ke kelenjar yang ada di palatum molle. Kelenjar Labialis Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan memiliki banyak duktus. Kelenjar Bukal Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labialis. Kelenjar Palatinal Kelenjar ini ditemukan di sepertiga posterior palatal dan dipalatum molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat. Kelenjar Lingual Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe, yaitu Kelenjar anterior lingual Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah. Kelenjar lingual Van Ebner Kelenjar ini ditemukan di papila sirkumvalata. Kelenjar posterior lingual Kelenjar ini dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan dengan tonsil. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait âKelenjar Paratiroidâ Pengertian & Fungsi â Struktur â Bagian Fungsi Kelenjer Ludah Saliva Berikut ini terdapat beberapa fungsi kelenjer ludah, terdiri atas Lubrikasi dan membersihkan mukosa oral, melindunginya dari kekeringan, dan bahan-bahan karsinogen. Membantu pencernaan makanan melalui aktivitas enzim amylase atau ptyalin yang dikandungnya. Sebagai buffer mukosa oral terhadap bahan yang bersifat asam dan bakteri. Aktivitas anti bakteri. Membantu mempertahankan integritas gigi karena saliva berperan dalam remineralisasi permukaan gigi. Membantu dalam berbicara pelumasan pada pipi dan lidah. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukurang tentang keseimbangan air dalam tubuh. Kelainan dan Penyakit Kelenjer Ludah Saliva Berikut ini terdapat beberapa kelainan dan penyakit kelenjer ludah, terdiri atas 1. Kelainan kelenjar ludah akibat gangguan pertumbuhan dan perkembangan Suatu kelainan kelenjar ludah yang disebabkan karena gangguan perkembangan bisa berupa Agenesis total dari kelenjar ludah mayor jarang terjadi, biasanya disertai dengan kelainan fasial yang lain. Agenesis salah satu kelenjar ludah meski jarang tetapi jika terjadi biasanya berhubungan dengan mandibulofacial dysostosis atau facial hemiatrophy. Tidak adanya duktus parotis kongenital juga pernah dilaporkan. Agenesis total akan menyebabkan xerostomia, pasien akan mengeluhkan bahwa ia hanya bisa makan makanan yang berair saja dan terdapat karies yang luas. Hypoplasia kelenjar parotis sering dijumpai pada sindroma MelkerssonRosenthal, merupakan malformasi genetik atau karena perubahan atrofi pada syaraf. Kelenjar ludah dapat berkembang di tempat yang tidak biasanya, kedaan ini disebut aberrasi, biasanya pada daerah retromolar atau parabukal, atau pada leher, artikulatio temporomandibular, dan telinga tengah. Duktus tambahan accessory salivary ducts biasa terjadi pada duktus parotis, letaknya dapat di atas atau di bawah duktus Stensenâs. Diverticuli adalah kantung atau saccus yang berasal dari penonjolan dinding duktus, yang menyebabkan tertimbunnya saliva dan menyebabkan sialeditis kambuhan. 2. Obstruksi kelenjar ludah Sialolithiasis adalah formasi struktur terkalsifikasi yang berkembang di dalam kelenjar atau sistem duktus yang berasal dari nodus berupa debris dalam lumen duktus yang kemudian terdiposisi kalsium. Debris termasuk mucus, bakteri, sel epitel duktus atau benda asing. Penyebab sialolithisis tidak jelas, tetapi formasi ini dihubungkan dengan sialadenitis khronis dan obstruksi parsial. Keadaan ini tak ada hubungannya dengan metabolisme kalsium dan fosfor sistemik. Sialolithiasis lebih sering terjadi pada sistem duktus gld. Submandibularis, pada gld. Parotis jarang terjadi. Sialolith dapat juga terjadi pada kelenjar ludah minor, pada bibir atas atau mukosa bukal. Sialolith dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa muda atau usia pertengahan. Sialolith pada glandula mayor menyebabkan rasa sakit yang episodik, pembesaran glandula terjadi terutama pada waktu makan. Keparahan simptom bervariasi, tergantung pada derajat sumbatan dan tekanan dari produksi glandula. Jika batu terletak pada terminal duktus maka masa yang keras akan teraba di bawah mukosa pada palpasi. Sialolith merupakan masa radiopak pada pemeriksaan radiografi. Batu multipel pada parotis sering mirip dengan gambaran limfonodi parotis yang terkalsifikasi pada penyakit tuberkulosis. Sialografi, ultrasonografi dan computed tomografi CT , scanning dapat membantu diagnosis. Sialolith pada glandula salivarius minor sering asimptomatis tetapi dapat juga menyebabkan pembesaran setempat atau rasa sakit pada glandula yang bersangkutan, sedikit bisa terdeteksi dengan radiografi jaringan lunak. 3. Mukokel Mukokel merupakan istilah klinis yang dipergunakan untuk pembesaran swelling pada mukosa oral yang disebabkan karena akumulasi saliva pada tempat duktus kelenjar ludah minor yang mengalami obstruksi atau terkena trauma. Mucocele diklasifikasikan sebagai tipe ekstravasasi dan tipe retensi yaitu Mucus Extravasation Phenomenon Mucus Escape Reaction Mucus extravasation phenomenon MEP merupakan lesi yang sering dijumpai pada mucosa oral sebagai akibat dari rupturnya duct-us glandula salivarius dan tercurahnya mucin ke jaringan lunak disekitarnya. Tercurahnya mucin ini biasanya sebagai akibat dari adanya trauma, meskipun pada beberapa kasus tidak ditemukan riwayat trauma. Tidak seperti kista duktus salivarius, MEP ini bukan suatu true cyst karena tidak dilapisi oleh epitel. Ciri khas MEP nampak sebagai pembesaraan mucosa berbentuk kubah dengan ukuran berkisar antara 1 atau 2 cm bahkan sampai beberapa cm. Biasanya terjadi pada anak-anak atau dewasa muda. Meskipun begitu MEP dilaporkan dapat juga terjadi pada semua usia termasuk bayi dan orang lanjut usia. Penampakan pembesaran mukosa yang translusen berwarna kebiruan. Lesi biasanya berfluktuasi tetapi beberapa MEP pada palpasi terasa firm. Durasi keberadaan lesi bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa tahun.. Beberapa pasien mempunyai riwayat pembesaran mukosa kambuhan yang secara periodik ruptur dan mengeluarkan cairan. Lokasi yang sering terjadi adalah pada bibir bawah , meliputi 60% dari semua kasus. MEP biasanya terjadi pada sebeleh lateral dari medianline. Jarang terjadi pada mukosa bukal, ventral lidah sebelah anterior dan pada dasar mulut ranula . MEP jarang sekali terjadi pada bibir atas. Ini kontradiksi dengan tumor kelenjar ludah yang serting terjadi pada bibir atas tetapi jarang dijumpai pada bibir bawah. MEP juga dapat terjadi pada daerah palatum mole dan retromolare, MEP pada daerah ini merupakan MEP yang superfisial. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Panca Indera MEP superfisial berpenampilan klinis seperti vesikel dengan ukuran diameter 1 mm sampai 4 mm, dapat tunggal atau multipel. Lesi ini sering pecah meninggalkan ulkus dangkal dan sakit yang akan sembuh dalam beberapa hari. Episode ini sering berulang pada lokasi yang sama. Pada beberapa pasien munculnya lesi berhubungan dengan waktu makan. Gambaran vesikel terjadi karena mucin tercurah pada daerah yang lebih superfisial yaitu antara epitel danja ringan ikat. Keadaan ini sering menyebabkan kesalahan diagnosis sebagai penyakit vesikulobulosa. MEP pada pemeriksaan mikroskopis terlihat sebagai, area curahan mucin yang dikelilingi oleh jaringan granulasi dan sel inflamasi berupa makrofag , pada beberapa kasus terlihat adanya duktus salivarius yang ruptur. Pada kelenjar ludah yang berdekatan sering dijumpai infiltrat sel-sel inflamasi khronis dengan duktus mengalami dilatasi. Ranula Ranula adalah istilah yang digunakan untuk mucocele yang terjadi pada dasar mulut. Nama ini berasal dari bahasa latin rana yang berarti katak, karena penampilan lesi ini seperti katak.. Meski sumber mucin yang tercurah biasanya dari gld. sublingualis, ranula juga bisa berasal dari duktus gld. submandibularis juga bisa terjadi. dari glandula salivarius minor pada dasar mulut. Ranula merupaka pembesaran berbentuk kubah berwarna kebiruan dengan fluktuasi pada dasar mulut. Lesi yang lebih dalam penampakan warnanya normal. Ranula berlokasi pada lateral dari median line, ini membedakannya dari kista dermoid yang terletak pada median line. Plunging ranula atau cervical ranula terjadi jika mucin yang tercurah mengalir sepanjang m. mylohyoideus dan mengakibatkan pembesaran pada leher. Gambaran mikroskopis ranula sama dengan mucocele di tempat lain, yaitu terlihat mucin dikelilingi jaringan granulasi yang merupakan respon jaringan yang khas mengandung foamy histiocyt. Salivary duct cyst Mucus retention cyst; mucus duct cyst; sialocyst Salivary duct cyst SDC merupakan ruangan yang dibatasi oleh epitel yang berasal dari jaringan glandula salivarius. Ini merupaka suatu true cyst karena dibatasi oleh epitel. Penyebab yang pasti tidak biasa terjadi pada orang dewasa, dapat melibatkan kelenjar ludah minor maupun mayor, yang paling sering adalah gld. Parotis, yang terlihat sebagai pembesaran yang lambat, asimptomatik. Intra oral kista dapat terjadi pada gld minor, lebih sering terjadi pada dasar mulut, mukosa bukal dan bibir. Klinis menyerupai MEP yaitu pembesaran lunak berwarna kebiruan berfluktuasi, tergantung kedalaman kista, beberapa kista pada palpasi teraba kenyal. Pada beberapa lesi sering berupa nodul, terasa sakit, dan muara duktus pada permukaan mukosa terlihat dilatasi dan terdapat mukus atau pus pada tempat tersebut. Dinding kista duktus salivarius bervariasi, berupa cuboid, kolumner atau epitel squamous atrofik yang mengelilingi sekresi mukoid di dalam lumen. Jika proliferasi ini cukup ekstensif maka lesi ini sering didiagnosis sebagai papillary cyst adenoma, meski bukan suatu true neoplasma. 4. Kondisi sistemik yang melibatkan kelenjar ludah Beberapa penyakit sistemik bermanifestasi berupa disfungsi kelenjar ludah. Contoh yang paling menonjol adalah sindroma Sjogrenâs, Xerostomia yaitu gejala mulut kering yang berhubungan dengan kondisi sistemik. Pada beberapa kasus tidak jelas apakah penyakitnya yang menyebabkan disfungsi glandula ataukah pengobatannya. 5. Kelainan kelenjar ludah karena faktor imun Terdiri atas Benign lymphoepithelial lesion Mikuliczâs disease, Myoepithelial sialadenitis Etiologi dari benign lymphoepithelial lesion tidak jelas. Mungkin berhubungan dengan faktor autoimun, virus atu genetik yang merupakan triger. Kondisi iniikebanyakan terjadi pada wanita usia pertengahan. Pasien mengalami pembengkakan unilateral atau bilateral dari glandula salivarius yang disebabkan karena infiltrasi benign lymphoid. Turunnya aliran saliva menyebabkan pasien peka terhadap infeksi glandula saliva. Diagnosis banding termasuk sindroma Sjogrenâs, limfoma, sarkoidosis, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan pembesaran kelenjar ludah. Sjogrenâs syndrome primer atau sekunder Sindroma Sjogrenâs SS merupakan penyakit autoimun khronis dengan simptom karakteristik kekeringan mata, infiltrasi limfositik dan destruksi glandula eksokrin. Adanya xerostomia dan xeropthalmia disebut sebagai sindroma sicca. Efek pada mata berupa keratoconjunctivitis sicca. Etiologi SS tidak jelas dan tidak bisa diobati. Glandula saliva dan lakrimal pertama terlibat , kemudian jaringan eksokrin lainnya termasuk tiroid, paru-paru dan ginjal juga terlibat. Pasien dengan SS juga menunjukkan gejala arthralgia, myalgia, neuropati dan rash. SS terutama melibatkan wanita postmenopause rasio wanita-pria adalah 91 dan diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Pada pasien dengan SS sekunder terjadi disfungsi glandula saliva dan/atau lakrimal yang disertai dengan penyakit jaringan ikat yang lain. SS primer merupakan kelainan sistemik yang melibatkan kedua glandula baik glandula saliva maupun lakrimal tanpa kondisi autoimun yang lain. Pasien dengan SS menderita komplikasi oral sebagai akibat menurunnya fungsi saliva . Pasien megeluh adanya kekeringan mulut. Kekeringan ini akan menyebabkan kesulitan pengunyahan, penelanan, dan berbicara tanpa tambahan cairan. Bibir pasien terlihat kering dan pecah-pecah serta terjadi anguler cheilitis. Intra oral mukosa pucat, kering , kumpulan saliva hanya sedikit, saliva tampak kental dan ropy seperti tali . Infeksi kandida mucocutaneous sering terjadi, mukosa oral memerah jika ada infeksi sekunder dari kandida. Penurunan aliran saliva menyebabkan kenaikan karies gigi terutama karies servikal, dan erosi struktur email. Untuk konfirmasi penurunan sekresi air mata dapat dilakukan tes Schirmerâs, Pasien SS 1/3 sampai 1/2 dapat mengalami pembesaran glandula saliva yang khronis. Pembesaran biasanya bilateral, tidak sakit atau sedikit sakit, dan dapat intermetent atau persistent. Mereka juga peka terhadap infeksi glandula dan/atau obstruksi glandula dapat sebagai akut eksaserbasi dari pembesaran glandula yang khronis. Pasien dengan SS, ESR erythrocyt sedimentation rate tinggi dan level imunoglobulin terutama Ig G naik. RF Rheumatoid Factor positif pada 75% kasus. ANA juga ada pada kebanyakan penderita. Dua macam nuclear antibodies, anti-SS-A anti-Ro dan anti-SS-B anti-La sering dijumpai, terutama pada pasien dengan SS primer. Kadang-kadang autoantibodies pada duktus salivarius juga bisa dijumpai, terutama pada SS sekunder. Gambaran mikroskopis dasar pada SS adalah infiltrasi lymphocytic pada glandula saliva dengan destruksi pada bagian acinar. Pada glandula mayor yang membesar pemeriksaan mikroskopis sering terlihat progresi ke lesi lymphoepithelial, dengan karakteristik pulau epimyoepithelial dengan Tatar belakang stroma lymphoid. Infiltrasi lymphocytic pada glandula minor juga dapat terjadi meskipun pulau epimyoepithelial jarang ditemui. Biopsi pada glandula minor pada bibir bawah merupakan tes yang cukup berhasil untuk menegakkan SS. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Sistem Pencernaan Manusia Sialadenosis Kelainan ini merupakan istilah nonspesifik untuk mendeskripsikan suatu pembesaran kelenjar saliva yang bukan merupakan reaksi inflamasi maupun neoplasma. Patofisiologi penyakit ini masih belum jelas. Pembesaran kelenjar saliva biasanya terjadi asimtomatik. Pada penderita obesitas dapat terjadi pembengkakan kelenjar parotis bilateral karena hipertrofi lemak. Namun perlu dilakukan pemeriksaan endokrin dan metabolik yang lengkap sebelum menegakkan diagnosis tersebut karena obesitas dapat berkaitan dengan berbagai macam penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia dan menopause. 6. Kondisi granulomatous yang melibatkan kelenjar ludah Terdiri atas Tuberculosis Tuberculosis TB adalah infeksi khronis karena bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang menyebabkan formasi granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Biasanya menyerang paru-paru tetapi glandula saliva dapat juga terlibat. Pasien dengan TB akan menunjukkan gejala xerostomia dan/atau pembengkakan kelenjar ludah, dengan formasi granuloma atau kista pada glandula. Pembengkakan biasanya unilateral. Kelenjar saliva yang paling sering terkena adalah kelenjar parotis. Penegakan diagnosis dengan cara pemeriksaan acid fast salivary stain dan purified proteine derivative skin test. Diagnosis tergantung pada identifikasi dari mycobacterium . Perawatan dengan obat-obatan standard kemoterapi tak ada respon maka diperlukan intervensi bedah. Sarcoidosis Sarcoidosis merupakan suatu kondisi khronis dimana T limfosit, mononuclear phagocytes dan granuloma menyebabkan destruksi jaringan yang terlibat. Penyebab penyakit tidak jelas. Primer terjadi pada usia dekade ketiga atau keempat. Lebih banyak pada wanita dibanding pria. Secara klinis, ,manifestasi penyakit ini ke kelenjar saliva hanya sekitar 6%, namun secara histologi, keterlibatan pada kelenjar saliva dapat mencapat 33%. Sindroma Heerfordtâs uveoparotid fever merupakan bentuk sarcoid yang dapat terjadi dengan atau tanpa sistemik sarcoidosis. Sindrome berupa trias dari inflamasi traktus uveal meta, pembesaran parotis dan facial palsy. Gejala awal yang dialami dapat berupa demam, malaise, kemerahan, mual, serta keringat dimalam hari. Sarcoidosis melibatkan glandula saliva dalam 1 dari 20 kasus. Biasanya terjadi pembesaran glandula bilateral tanpa rasa sakit. Pembesaran unilateral juga pernah dilaporkan. Penurunan fungsi biasanya terjadi pada glandula yang bersangkutan. Pemeriksaan spesimen biopsi pada glandula saliva minor dapat mengkonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan laboratorium kimia dari serum meliputi calciun level, autoimmune serologi dan konsentrasi angiotensin I-coverting enzym dapat membantu diagnosis. Perawatan dari komponen salivary adalah palliative. Biasanya dengan kortikosteroid atau chloroquine atau kombinasi keduanya tergantung respon pada pasien. 7. Peradangan kelenjar ludah karena infeksi Terdiri atas Infeksi virus â Mumps Epidemic Parotitis Epidemik parotitis merupakan penyakit infeksi pada kelenjar parotis akibat virus. Penyakit ini merupakan penyebab edema kelenjar parotis yang paling sering. Mumps disebabkan oleh RNA Paramyxovirus ditularkan melalui kontak langsung dengan percikan saliva. Biasanya mumps terjadi pada anak-anak usia antara 4 dan 6 tahun. Diagnosis mumps pada orang dewasa lebih sulit. Masa inkubasi antara 2 sampai 3 minggu; kemudian diikuti dengan inflamasi dan pembengkakan glandula, rasa sakit pada preauricular, demam, malaise, sakit kepala dan myalgia. Sebagian besar menyerang glandula parotis, tapi 10% kasus melibatkan gld. submandibular saja. Pembengkakan glandula terjadi tiba-tiba dan terasa sakit pada palpasi, kulit yang menutupi glandula edematous. Duktus glandula inflamasi tanpa cairan purulen. Jika terjadi obstruksi duktus parsial maka akan terasa sakit pada waktu makan. Jarak antara pembengkakan glandula pada satu sisi dengan sisi yang lain berkisar antara 24 sampai 48 jam. Pembengkakan bilateral terjadi sampai 7 hari. Diagnosis ditegakkan dari adanya antibodi terhadap antigen mumps S danV serta antigen hemagglutinasi. Level serum amilase naik. Komlikasi mumps adalah meningitis, encephalitis, ketulian, thyroiditis, myocarditis, pancreatitis, dan oophoritis. Pada pria dapat terjadi epididimitis dan orchitis yang mengakibatkan testis atrofi dan dikemudian hari menyebabkan kemandulan. â Infeksi Cytomegalovirus Human CMV merupakan beta herpesvirus yang hanya menginfeksi manusia. CMV dapat tetap laten setelah paparan pertama dan infeksi. Reaktivasi dapat terjadi, pada orang sehat tidak menimbulkan gejala, tetapi pada orang dengan kondisi immuno compromised dapat membahayakan jiwa. Transmisi melalui muntahan, urine, sekresi respiratory, dan ASI serta trans plasental yang menyebabkan infeksi kongenital dan malformasi. Pada bayi dan anak-anak dapat berakibat fatal. CMV mononukleosis biasanya terjadi pada dewasa muda disertai demam akut dengan pembesaran glandula. Diagnosis ditetapkan berdasar pada kenaikan titer antibodi terhadap CMV, prognosis pada orang dewasa sehat adalah baik. Infeksi pada anak-anak dapat berakibat fatal, jika anak tersebut dapat bertahan hidup maka dapat terjadi kerusakan syaraf yang permanen yang menyebabkan keterbelakangan mental dan seizure disorders. Infeksi pada orang dewasa dapat terjadi karena reaktivasi virus laten atau karena infeksi primer. Sistem immun yang kurang baik memberi kesempatan pada virus untuk replikasi dan menyebabkan infeksi. Pasien yang menggunakan obat imunosupressive dan pasien dengan kelainan hematologik atau infeksi HIV akan peka terhadap infeksi CMV yang berat. Bakterial sialadenitis Kejadian bakterial sialadenitis biasanya tiba-tiba terjadi pembesaran glandula dapat bilateral atau unilateral. Kira-kira 20% kasus terjadi bilateral. Glandula yang tertlibat sakit, indurasi, dan lembut pada palpasi, kulit yang menutupi eritematous. Discharge purulent keluar dari muara duktus, ini merupakan sampel yang harus diperiksa dengan kultur untuk identifikasi bakteri penyebab. Bakteri penyebab yang sering adalah koagulase positif, Stafilokokus aureus, Streptokokus viridans, Streptokokus pneumoniae, Escherichia coli dan Hemophilus influenzae. â Sialadenitis supuratif akut Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1828. Sebagian besar penyakit ini melibatkan kelenjar parotis, dan terkadang juga melibatkan kelenjar submandibula. Seringnya terjadi keterlibatan kelenjar parotis dibandingkan dengan kelenjar saliva lainnya disebabkan karena aktivitas bakteriostatis pada kelenjar parotis lebih rendah dibandingkan pada kelenjar saliva lainnya. Kemungkinan penyakit ini disebabkan karena adanya stasis saliva, akibat adanya obstruksi atau berkurangnya produksi saliva. Faktor predisposisi lain terjadinya penyakit ini adalah striktur duktus atau kalkuli. Berkurangnya produksi kelenjar saliva bisa disebabkan karena konsumsi beberapa obat. Pasien pasca operasi juga dapat menderita penyakit ini akibat produksi saliva yang kurang yang diikuti dengan higiene oral yang buruk. Gejala yang sering dirasakan pada penderita penyakit ini adalah adanya pembengkakan yang disertai dengan rasa nyeri. Bisa didapatkan adanya saliva yang purulen pada orifisium duktus saliva, yang mudah didapatkan dengan sedikit pemijatan di sekitar kelenjar. Organisme penyebab infeksi dapat berupa Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Eschericia coli, serta Haemophylus influenzae. Bakteri anaerob penyebab yang paling sering adalah Bacteroides melaninogenicus dan Streptocccus micros. Terapi pertama yang harus dilakukan adalah hidrasi secara adekuat, perbaikan higiene oral, pemijatan secara berulang pada daerah sekitar kelenjar, serta antibiotik intravena. Pemberian antibiotik secara empiris perlu dilakukan sambil menunggu hasil kultur resistensi. â Sialadenitis kronis Etiologi dari sialadenitis kronis adalah sekresi saliva yang sedikit dan adanya stasis saliva. Kelainan ini lebih sering terjadi pada kelenjar parotis. Beberapa pasien dengan sialadenitis kronis merupakan rekurensi dari parotitis yang diderita saat masih kecil. Sebagian besar penderita menunjukkan adanya kerusakan yang permanen pada kelenjar yang disebabkan infeksi supuratif akut. Penyakit ini dapat memudahkan terjadinya sialektasis, ductal ectasia, serta destruksi asinar yang progresif. Allergic sialadenitis Pembesaran glandula saliva berhubungan dengan paparan bermacam-macam agen pharmaceutical dan alergen. Karakteristik gambaran reaksi alergik adalah pembesaran glandula akut kadang disertai rasa gatal pada glandula. Alergik sialadenitis akan sembuh sendiri. Pasien dijauhkan dari alergen keseimbangan cairan dijaga dan monitoring adanya infeksi sekunder. 8. Lesi reaktif kelenjar ludah akibat radiasi Terdiri atas Efek sinar radiasi-eksternal Sinar radiasi eksternal merupakan perawatan standard untuk tumor kepala dan leher, dan glandula saliva sering termasuk dalam area radiasi. Dosis lebih besar atau sama dengan 50 Gy akan berakibat kerusakan permanen pada glandula dengan gejala kekeringan oral. Mekanisme yang pasti belum jelas. Radioterapi biasanya dilakukan dengan dosis terbagi. Efek akut pada fungsi kelenjar ludah dirasakan pada minggu pertama pada dosis 2 Gy perhari dan pasien mengeluh tentang perubahan suara atau kekeringan rongga mulut pada akhir minggu kedua. Jika disfungsi ini jadi permanen, maka pasien beresiko tinggi mengalami komplikasi oral. Pada dosis > 50 Gy disfungsi gld. saliva parah dan permanen. Kesulitan berbicara, menelan dan kenaikan karies gigi merupakan keluhan pasien yang akan mempengaruhu kehidupannya. Saliva sangat sedikit dan menjadi kental dan ropy. Efek terapi radiasi internal Desseminated thyroid cancer DTC biasanya dirawat dengan pengambilan gld. thyroid yang kemudian diikuti dengan pemberian radioaktif iodine 131 1311 Radioaktif tidak hanya diserap oleh jaringan thyroid saja akan tetapi juga diserap oleh oncocyt di dalam kelenjar ludah. Radioaktif iodine dapat menyebabkan kerusakan yang permanen dan fibrosis yang berakibat hypofungsi kelenjar ludah . Mandel dkk., melaporkan perubahan komposisi saliva sesudah terapi 131. Kerusakan glandula saliva berkaitan erat dengan dosis yang diberikan. Pasien DTC yang diterapi dengan131 dapat terjadi xerostomia dan penurunan fungsi glandula saliva . Meskipun begitu terapi 131 kurang kaustik jika dibandingkan dengan terapi radiasi eksternal dan juga kurang destruktif pada glandula saliva. Pasien yang menjalani terapi 131 dianjurkan untuk mengulum lemon drops atau permen karet untuk menstimulasi saliva. Ini akan membantu pembersihan iodine radioaktif dari glandula saliva sehingga kerusakan bisa berkurang. Jenis Pencernaan Di Dalam Rongga Mulut Ada dua jenis pencernaan di dalam rongga mulut yaitu Pencernaan Mekanis Dalam hal ini pencernaan mekanis merupakan pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencempur makanan dengan air ludah sehingga terbentuklah suatu bolus yang agak bulat untuk ditelan. Pencernaan Kimiawi Dalam hal ini pencernaan kimiawi merupakan pemecahan zat pati amilum oleh ptialin suatu amilase menjadi maltosa. Suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi zat pati, maka lama kelamaan akan terasa sedikit manis. Ptilain bekerja di rongga mulut pH 6,3-6,8 dan masih bekerja di dalam lambung untuk mencernakan zat pati kira-kira 15 menit hingga asam lambung menurunkan pH sehingga ptialin tidak bekerja lagi. Daftar Pustaka Amerogen AV. Ludah dan Kelenjar Ludah Arti Bagi Kesehatan Gigi. Alih Bahasa Rafiah Abyono. Yogyakarta Universitas Gajah Mada Press. 1988 Atlas Anatomi Manusia Sobbota. EGC 2000 Akbarisyah T, Permata DT, dkk. Anatomi, Histologi, dan Fisiologi dari Kelenjar Saliva. Palembang Universitas Sriwijaya. 2011 Dixon, Andrew D. Anatomi untuk kedokteran gigi Jakarta Hipokrates. 1993 Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 8. JakartaEGC. 2002 Geneser, Finn. Buku Teks Histologi, Jilid 2. Jakarta Binarupa Aksara. 1994 Roth GL, Calmes R. Oral Biology. St. Louis CV Mosby. 1981 Tamin S, Yassi D. Penyakit Kelenjar Saliva dan Peran Sialoendoskopi untuk Diagnostik dan Terapi. ORLI 2. Jakarta2011 Tim Penyusun. Kelainan dan Penyakit Kelenjar Ludah. Yogyakarta Universitas Gajah Mada. 2012 Demikianlah pembahasan mengenai Kelenjar Ludah Saliva â Pengertian, Anatomi, Klasifikasi, Fungsi, Kelainan dan Penyakit semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. đ đ đ
di dalam rongga mulut makanan dilumatkan sampai halus oleh gigi